Rabu, 30 Juni 2010

Ilmuwan Perkirakan Planet Venus Berpotensi Jadi Tempat Tinggal !

Planet Venus selama ini dikenal sebagai planet yang paling memiliki banyak rintangan untuk ditinggali. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa planet Venus di usia mudanya berpotensi untuk ditinggali.

Keyakinan penelitian tersebut karena Venus diyakini ternyata pernah memiliki pasokan air yang sangat cukup, bahkan tidak tertutup keungkinan berbentuk lautan.

Hal tersebut terungkap ketika satelit Venus Express milik Badan Antariksa Eropa (ESA) mengorbit planet tersebut. Pemantauan yang dilakukan menunjukkan bahwa Venus dan Bumi tidaklah berbeda sebagaimana yang tampak.

Saat ini diyakini Bumi dipenuhi kehidupan dengan suhu sejuk. Venus tidak dapat ditinggali karena memiliki suhu yangs sangat panas, bahkan terlampau panas.

"Namun di lain hal, ukuran dan tampilan Venus dan Bumi hampir sama. Komposisi dasar Venus dan Bumi sangatlah mirip," ungkap salah satu ilmuwan proyek ESA untuk Venus Express, Hakan Svedhem, Senin (28/6).

Saat ini Venus memiliki pasokan air yang sangat sedikit. Jika jumlah uap air di atmosfer Venus tersebar ke permukaan planetnya, hanya akan terbentuk genangan air sedalam tiga sentimeter. Berbeda dengan Bumi yang bila uap airnya tersebar di seluruh permukaannya akan membuat genangan sedalam tiga kilometer.

Namun miliaran tahun lalu, Venus memiliki lebih banyak air. Seiring perjalanan waktu, Venus diperkirakan kehilangan sejumlah besar airnya karena radiasi ultraviolet. Radiasi tersebut memecah molekul air menjadi unsur hidrogen dan atom oksigen yang akhirnya menghilang ke luar angkasa.

Venus Express telah mengukur kemungkinan jumlah uap air yang keluar tersebut dan menemukan fakta bahwa memang terdapat pengeluaran tersebut. Jumlah uap air yang keluar diperkirakan dua kali dari jumlah oksigen yang keluar. "Semua indikator menunjukkan jelas bahwa terdapat banyak pasokan air di Venus di masa lampau," papar ilmuwan lainnya, Colin Wilson dari Universitas Oxford, Inggris.

"Semua poin ke sana karena sejumlah besar air di Venus di masa lalu," kata anggota tim riset Colin Wilson dari Universitas Oxford di Inggris. "Jika Venus pernah memiliki air di permukaannya, planet Venus kemungkinan pernah memiliki kehidupan," tambah ilmuwan lainnya lagi, Eric Chassefière dari Uiversitas Paris-Sud, Perancis.[metrotvnews] [BeritaPerDetik]

Kamis, 24 Juni 2010

studi lapangan bareng fisika

Sebagai sekolah RSBI, smansa klaten membuat kegiatan studi lapangan untuk kelas XI. Dari kegiatan ini kita diharapkan mengumpulkan laporan individu sebagai tanggung jawab kita. Tapi sekolah juga membutuhkan sebuah laporan untuk dikirim ke Semarang. Maka dibentuklah tim inti sekolah dari masing2 kajian mapel. Tim inti ini terdiri dari anak2 OSN dan beberapa tambahan anak lain yang dipilih guru.
Nha, sebenernya kita dari tim astronomi ga dapet tugas apa2. Karena tempat tujuan dari studi lapangan ini ga ada hubungannya sama pelajaran astronomi. Kita uda mikir bakalan main2 aja lah. Tapi ternyata dari pembina kita Pak Hari Subagya, kita didaulat ikut tim fisika. Wah padahal kita ga mudeng blaz klo masalah fisika. Tapi ya kita terima dengan senang hati klo sekadar cuma membantu.
Studi lapangan dilaksanakan hari Senin, 14 Juni 2010. kita berangkat naik bis jam 07.00. Setelah mendapat pengarahan dan dilepas oleh Bapak Wijaya, kita naik bis masing2. Tempat tujuan pertama untuk kelas XI IPA adalah PG Gondang Baru, Klaten, Jateng. Sedangkan untuk kelas XI IPS adalah kantor redaksi Kedaulatan Rakyat di Yogyakarta. Tujuan kedua kita PSTC Sabo, Sleman, Yogyakarta. Tujuan terakhir adalah Laboratorium Geospasial UGM, Bantul, Yogyakarta.

Selasa, 22 Juni 2010

Fenoma Langit Terbelah

Pada tanggal 11 Juni 2010, sekitar pukul 17.30, sebuah fenomena menarik terjadi di langit Yogyakarta. Sebuah cahaya panjang terlihat membentang seperti membelah langit. Apakah ada penjelasan sains dari fenomena semacam ini?




Sebagian orang mungkin beranggapan kalau foto di atas adalah hasil Photoshop. Namun, ternyata tidak. Walaupun terlihat sangat spektakuler, fenomena di atas adalah sebuah fenomena yang sudah dikenal di dunia sains dan bahkan memiliki penjelasan yang cukup sederhana.

Fenomena itu disebut
Anticrepuscular Rays.

Ini penjelasan singkat mengenainya.

Untuk memahami soal Anticrepuscular Rays, terlebih dahulu kita harus memahami soal saudaranya yang bernama
Crepuscular Ray.

Crepuscular Ray adalah suatu fenomena alam ketika cahaya matahari terlihat beradiasi dari satu titik tertentu. Radiasi cahaya ini bisa terjadi karena cahaya matahari masuk melewati celah-celah di antara awan atau objek lain dan biasanya terlihat menjelang matahari terbit atau tenggelam.

Fenomena ini juga dikenal dengan sebutan
Sun Rays atau Gods Rays.

Ini contohnya:


Nah, kalian pasti sudah sering melihat fenomena seperti foto di atas.

Sekarang mengenai
Anticrepuscular Ray.

Seperti Crepuscular ray, Anticrepuscular Ray adalah berkas sinar yang mirip dengan Crepuscular, namun terlihat berada di tempat yang berlawanan dari matahari.

Cahaya ini terjadi ketika Crepuscular Ray yang muncul dari matahari terbit atau tenggelam terlihat mengalami Konvergensi ulang di Titik Antisolar (Titik langit yang berlawanan dengan arah matahari).

Jika kalian bingung dengan definisi di atas, ingat saja ini:
fenomena di atas juga terjadi karena sinar matahari terhalang oleh awan atau objek lainnya seperti crepuscular ray, namun ia terlihat di arah yang berlawanan dengan matahari. Sama seperti Crepuscular, fenomena ini juga sering terlihat ketika matahari terbit atau tenggelam.

Ini konsisten dengan fenomena Yogyakarta yang terlihat pada pukul 17:30.

Ini contoh-contoh lain fenomena serupa di berbagai belahan dunia.

Lokasi tidak diketahui


Nebraska, 26 Juni 2008


Florida, 27 February 2002.


Anticrepuscular Ray di Arizona



Thailand, Februari 2007

Walaupun ada penjelasannya,pasti fenomena ini tetap terlihat luar biasa. Bukankah begitu?



Radar NASA Temukan 40 Kawah Es di Bulan

Radar milik NASA yang diluncurkan ke luar angkasa mendeteksi adanya kawah berisi es di kutub utara Bulan. Radar bernama Mini-SAR itu menemukan lebih dari 40 kawah kecil dengan ukuran rata 1,6 hingga 15 kilometer yang penuh berisi air es.

"Meski jumlah es bergantung pada ketebalan setiap kawah, setidaknya diperkirakan ada 600 juta metrik ton air es disana," kata Paul Spudis pemimpin investigasi eksperimen Mini-SAR.

Dilansir AFP, Selasa (2/3/2010), temuan ini muncul menandai beberapa pekan setelah Presiden AS Barack Obama mengumumkan secara terbuka mengenai ambisi AS untuk mengulang kesuksesan misi mengirim astronot ke Bulan.

"Temuan radar memperlihatkan Bulan merupakan tujuan operasional dan eksplorasi yang lebih menarik dari yang dibayangkan sebelumnya," ungkap Spudis.

Tahun lalu Mini-SAR telah menghabiskan waktu membuat pemetaan kawah di kutub Bulan yang tak terlihat dari Bumi, dengan menggunakan polarisasi properti refleksi gelombang radio.

Sementara itu, Direktorat Misi Operasional Luar Angkasa NASA Jason Crusan menyebutkan dia dan timnya menemukan indikasi yang kuat akan keberadaan air es setelah menganalisa banyak data.

"Temuan ini akan membuat misi yang akan datang memiliki target baru untuk digali lebih dalam," kata Crusan.

Penemuan radar Mini-SAR membantu para ilmuwan terus mengembangkan teori yang meragukan keberadaan air di Bulan. Sebelumnya, ilmu pengetahuan menganggap Bulan adalah tempat yang sangat kering dan tanpa air sama sekali.

Sumber: Okezone

temuan kehidupan di Mars


Ada Kehidupan Lain di Mars  thumbnailLos Angeles (BCZ) Badan antariksa Amerika Serikat, NASA, mengaku memiliki bukti tentang kehidupan di Planet Mars. Ilmuwan NASA, malam tadi mengungkap perihal bukti kuat tentang kehidupan di planet yang di kenal dengan sebutan Planet Merah itu.

Keyakinan akan adanya kehidupan di Mars itu didasarkan pada sebuah misi khusus ke Planet Mars, yang telah menemukan adanya bentuk kehidupan seperti kolam dan blok bangunan sebagaimana halnya bangunan yang diketahui manusia di Bumi.

Seperti dikutip dari The SUN, NASA mengumumkan bahwa penelitian dari misi Opprotunity and Spirit, telah menemukan tanda-tanda kehudupan ekstratersterial di Mars. Hasil penelitian itu begitu menjanjikan para ilmuwan NASA yang telah merencanakan sebuah misi lain.

Misi lain yang telah direncanakan tersebut memang ditujukan untuk menemukan apakah ada kehidupan lain di alam semesta. Misi sebelumnya ke Mars, telah mengumpulkan bukti adanya sulfat, yang menjadi indikasi kuat di mana ada air maka di situ ada kehidupan.

Sedangkan NASA misi baru-baru ini, telah menyimpulkan tentang adanya air di Mars. Namun para ilmuwan NASA juga menyatakan, misi sebelumnya telah membuktikan adanya kehidupan di Mars.

Peneliti di Arizona State University, Jack Farmer, menyatakan bahwa dirinya optimis akan adanya kehidupan di Mars. Sedangkan Ilmuwan lain di Universitas California, Bill Schopf, mengatakan, citra Mars yang dihasilkan Opportunity memang menunjukkan adanya lapisan sulfat dan gypsum di Mars. (ara/jpnn)


batamcyberzone.com

Jutaan planet baru di bimasakti

Berdasarkan buletin yang diumumkan NASA, disebutkan bahwa para ilmuwan dari balai penelitian ruang angkasa lembaga ilmu pengetahuan Rusia dan astrofisika dan Jerman menemukan jutaan planet baru di bimasakti. Temuan tersebut akan dipublikasikan dalam dua makalah di majalah astrofisika dan astronomi.
Sejak 400 tahun silam, sebuah sistem galaksi seperti cahaya putih yang ditemukan Galileo sebetulnya mengandung planet tunggal yang tak terhitung banyaknya. Sekarang, dengan memakai Rossi X-ray timing Explorer terhadap sistem galaksi para ilmuwan kembali menemukan temuan serupa di kawasan sinar- X.
Oleh para ilmuwan, asal sinar-X yang menyebar dan mirip cahaya tampak dalam sistem galaksi itu disebut latar sinar-X Bimasakti, dan selama ini merupakan sebuah misteri yang tak terpecahkan. Latar sinar-X yang ditemukan para ilmuwan ini tidak memencar seperti anggapan semula, melainkan ditentukan oleh jutaan sumber sinar-X tunggal yang semula tidak diketahui. Sumber-sumber sinar-X ini adalah planet mati yang dinamakan bintang kecil putih, lingkaran cahaya yang luar biasa di sekeliling planet tersebut.
Jika temuan ini terbukti, maka pemahaman kita terhadap sejarah sistem galaksi kita akan berdampak terhadap pembentukan planet, perbandingan letusan supernova hingga evolusi planet.
“Di malam hari, anda dapat melihat cahaya yang berpencar di angkasa dari atas pesawat,“ salah satu ilmuwan di lembaga penelitian Jerman menuturkan. “Jika disimpulkan secara sederhana cahaya yang dipancarkan dari angkasa itu tidak cukup. Hanya ketika anda menyaksikan dari dekat baru bisa melihat bahwa cahaya di angkasa kota itu terdiri dari satu persatu sumber cahaya. Cahaya dari rumah, cahaya lampu jalanan dan cahaya yang dipancarkan dari lampu mobil dll. Dari sini kita membedakan asal sinar-x tunggal dalam sistem galaksi kita. Temuan kami ini dapat membuat banyak ilmuwan terperangah.”
Foto latar infrared dipotret pada tahun 1990-an oleh Cosmic Background Explorer mission, NASA. Titik simpul berwarna putih adalah sumber sinar-X yang sangat kuat, kebanyakan berasal dari lubang hitam atau aktivitas bintang neutron. Namun, kebanyakan sinar-X dalam galaksi kita berasal dari jutaan sumber sinar-X yang relatif agak gelap dan tidak bisa diindikasikan. Pada gambar atas memanifestasikan lengkungan yang menyebar di segenap galaksi, garis putih yang sangat halus. Ini semua seperti bintang cebol putih yang belum pernah ditemukan dan memiliki cahaya yang dinamis.
Sinar–X adalah bentuk energi tinggi, lebih besar dibanding energi cahaya yang tampak, tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Latar sinar-X lebih luas dibanding latar cahaya tampak yang kita sebut sistem galaksi, karena itu ilmuwan semula menganggap latar sinar-x itu memencar, bukannya berasal dari sumber cahaya berbentuk titik. Di masa lalu secara umum ilmuwan menganggap bahwa sebagian besar latar sinar-x berasal dari benda panas antar planet.
Temuan baru ini didapat dari data pengamat selama 10 tahun ini berdasarkan Rossi X-ray Timing Explorer, data pengamat terdiri dari gambar sinar-X yang paling lengkap dalam sistem galaksi. Menurut penelitian tersebut sistem galaksi dipenuhi dengan planet sinar-X, sebagian besar tidak begitu terang, karena itu, ilmuwan meremehkan jumlah mereka selama ini.
Ilmuwan sama sekali tidak berhasil mengambil gambar sumber sinar-X tunggal. Yang mereka perhatikan adalah gambar sinar-X dan sumber radiasi infrared yang diperoleh Cosmic Backgroud Explorer NASA semuanya cocok. Hal ini berarti bahwa gambar serupa infrared dan sinar-X mencerminkan penyebaran masa galaksi, karena itu, latar sinar-X mengandung sejumlah besar benda-benda terpencil yang gelap dalam galaksi.
Sumber : Erabaru.net

NASA Menemukan Bukti Adanya Kehidupan di Saturnus

Bukti yang menunjukkan bahwa ada kehidupan di Titan, bulan Saturnus, tampaknya telah ditemukan oleh para ilmuwan National Aeronautics and Space Administration (NASA).

Para peneliti di lembaga ruang angkasa itu yakin mereka telah menemukan petunjuk penting yang menunjukkan bahwa alien primitif kemungkinan hidup di planet itu.

Data dari satelit Cassini NASA telah menganalisis kimia kompleks di permukaan Titan. Para ahli mengatakan satu-satunya bulan di planet itu memiliki atmosfer padat.

Mereka telah menemukan bahwa bentuk-bentuk kehidupan telah bernafas di atmosfer planet dan juga memberi makan pada bahan bakar permukaannya.

Para astronom mengklaim bulan itu umumnya terlalu dingin untuk mendukung air cair di permukaannya.

Penelitian itu terbagi dalam dua studi terpisah.

Makalah pertama, dalam jurnal Icarus, menunjukkan bahwa gas hidrogen yang mengalir di seluruh atmosfer planet menghilang di permukaan. Ini menunjukkan bahwa bentuk alien telah bernapas.

Makalah kedua, dalam Journal of Geophysical Research, menyimpulkan bahwa ada kekurangan bahan kimia di permukaan.

Para ilmuwan kemudian dituntun untuk meyakini bahwa zat itu mungkin telah dikonsumsi oleh suatu bentuk kehidupan.

Para peneliti memperkirakan sinar matahari berinteraksi dengan bahan kimia di atmosfer untuk menghasilkan gas asetilena. Tapi Cassini tidak mendeteksi gas tersebut.

Chris McKay, seorang astrobiologist di Pusat Penelitian NASA, di Moffett Field, California, yang memimpin penelitian, mengatakan: konsumsi hidrogen mirip dengan cara kita mengkonsumsi oksigen di Bumi.

"Jika tanda-tanda ini menjadi suatu tanda-tanda kehidupan, itu akan sangat menarik karena akan mewakili bentuk kedua dari kehidupan berbasis air di Bumi.

Profesor John Zarnecki, Universitas Terbuka, menambahkan: Kami percaya zat kimia itu ada agar kehidupan terbentuk. Dia hanya membutuhkan panas dan kehangatan untuk memulai proses.

"Dalam waktu empat miliar tahun, ketika matahari membengkak menjadi raksasa merah, akan menjadi surga di Titan."

Mereka memperingatkan, bagaimanapun, mungkin ada penjelasan lain untuk hasil temuan itu.

Tapi secara bersama-sama, keduanya menunjukkan dua kondisi penting yang diperlukan untuk keberadaan kehidupan berbasis metana.

UFO Mengepung Matahari

Sekitar 18 Januari 2010 lalu, pesawat ruang angkasa tiga-dimensi NASA yang diperuntukkan untuk memantau matahari mulai merekam kelompok benda terbang UFO raksasa di sekitar matahari.



Menurut seorang pengamat mengatakan bahwa UFO tersebut "tampaknya sedang bergerak, karena dalam sejumlah foto video NASA, mereka berada di lokasi yang berbeda, benda-benda terbang ini sangat besar, yang terkecil mungkin sebesar planet bumi.

Jika UFO ini adalah planet atau asteroid yang lebih besar dari komet, maka seharusnya sama seperti dengan kejadian komet yang baru-baru ini terjadi, seharusnya telah ditarik oleh gaya gravitasi matahari yang sangat kuat. "Fisikawan kuantum Nassim Haramein juga menolak dugaan itu adalah komet, dia berkata jika itu adalah sebuah komet, maka komet sebesar itu seharusnya kita dapat dengan jelas melihat ekor kometnya.

Penjelasan NASA: kegagalan peralatan

Menurut laporan jaringan media asing Examiner, pada awalnya NASA masih mempublikasikan foto atau video ini pada situs web-nya, tetapi kemudian mencabutnya dengan suatu alasan yang belum diketahui! Ilmuwan, proyeksi tiga dimensi NASA Dr Joe Gurman menjelaskan bahwa benda-benda UFO ini adalah karena terjadi gangguan pada peralatan NASA, fenomena yang terbentuk akibat super-terkompresi.

Gurman mengatakan, " logger data dari pusat DSN pada 18 Januari 2010 gagal, persis pada hari itu mulai di sekitar matahari muncul gelombang UFO." Gurman mengatakan karena pusat logger data DSN timbul gangguan, foto UFO yang terlihat itu adalah karena dikompresi menjadi "Beacon pattern", bukanlah pemutaran telemetri Image normal. Dia mengatakan bahwa karena adanya perbedaan dalam data kompresi mebuat orang merasakan seperti melihat UFO.

Namun, orang-orang yang menerima surat dari Gurman tidak ada yang menganggap bahwa penjelasan NASA dapat dipercaya.

Peradaban Luar Sedang Mendeteksi dan Memasuki sistem Tata Surya Kita

Fisikawan kuantum Nassim Haramein memperoleh foto dan video asli sebelum NASA menghapusnya, bahkan melakukan sebuah analisis dari sudut pandang fisika kuantum, dia menjelaskan dalam video yang yang berdurasi sekitar 10-menit, UFO yang lebih kecil dan lebih besar dari bumi ini diperkirakan adalah pesawat ruang angkasa raksasa alien atau pesawat ruang angkasa raksasa yang mampu melintasi ruang dan waktu.

Pesawat ruang angkasa asing ini menggunakan matahari sebagai singularitas lubang hitam atau gerbang bintang, untuk mengunjungi tata surya kita. Mr Haramein menganggap data tiga-dimensi pesawat UFO raksasa yang diperoleh NASA ini membuktikan bahwa peradaban extraterrestrial menggunakan kapal terbang sebesar planet bumi ini melalui pintu bintang matahari masuk ke dalam sistem tata surya kita.

Nassim Haramein mengatakan bahwa di sekitar matahari sering muncul UFO. Dan bukan hanya satu, tetapi adalah sebuah formasi lengkap. Sebenarnya, apakah NASA atau Pemerintah Amerika Serikat sangat menyadari hal ini, bahwa ada teknologi yang menguasai peradaban luar bumi yang luar biasa, dan memungkinkan pesawat ruang angkasa untuk menahan suhu tinggi dekat matahari. Namun, Pemerintah Amerika Serikat takut untuk mengakui kenyataan ini, dan masih tidak dapat memutuskan bahwa apa yang akan mereka lakukan.

NASA Sedang Menyembunyikan Apa?

Mengapa NASA harus mengganti materi foto dan video? Apa sebenarnya yang ingin mereka sembunyikan? Apakah umat manusia takut dirinya tidak bisa menghadapi peradaban makhluk luar angkasa berteknologi tinggi seperti ini?

Fisikawan kuantum Nassim Haramein, mengatakan setelah dia melihat benda-benda terbang ini, dia menulis surat melalui e-mail dikirim ke NASA, menanyakan ke orang-orang di NASA benda apakah ini yang mereka perkirakan. Setalah itu NASA kemudian menghapus video di situs web.

Pada tahun 1984,. mantan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dalam pidato pelantikan presiden, pernah mengatakan kepada publik perkataan seperti ini: "bapak-bapak dan Ibu-ibu, masa depan semua yang tertulis dalam alkitab". Kata-kata Presiden Reagan, membuat media dunia internasional berspekulasi bahwa apa maksud perkataannya itu?

Beberapa orang menduga bahwa kata-kata Reagan mungkin berhubungan dengan prediksi tentang nasib akhir umat manusia. Patut dicatat adalah bahwa setelah Reagan terpilih kembali sebagai presiden, pernah tiga kali dalam kesempatan yang tidak-biasa, mengungkapkan beberapa kekhawatirannya.

Pada tahun 1985, mantan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan, dalam pertemuan dengan mantan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev , mengingatkan kepadanya: "manusia harus was-was terhadap ancaman mendadak yang datang dari makhluk tertentu dari planet lain alam semesta."

16 Februari 1987, dalam sebuah konferensi Komite Pusat Partai Komunis Soviet yang diselenggarakan di Kremlin di Moskow, Gorbachev telah mengkonfirmasi: "Dalam pertemuan di Jenewa, presiden AS pernah mengatakan bahwa jika bumi diinvasi oleh makhluk asing, Amerika Serikat dan Uni Soviet harus bersatu untuk melawan invasi yang mirip seperti itu"

21 September 1987, di pertemuan reguler Majelis Umum PBB ke- 43, Presiden Reagan sekali lagi mengingatkan kita: "Ada ancaman yang lebih menakutkan dibandingkan dengan perang berbagai bangsa di bumi dengan dunia luar?"

Kata-kata Presiden Reagan seharusnya tidak hanya di mulut saja, di podium PBB, dia tidak mewakili dirinya sendiri, tetapi atas nama Amerika Serikat, yang didukung oleh kata-katanya sendiri, adalah teknologi antariksa yang kuat di seluruh Amerika Serikat. Apa yang membuat Amerika begitu khawatir?

Bahkan, Uni Soviet sebagai kekuatan ruang angkasa kedua, juga memberikan banyak pandangan yang sama, Gorbachev ketika menginformasikan pandangan ketkia bertemu Presiden Reagan, dia tidak menganggapnya sebagai lelucon, atau menyangkal, tapi dia mengatakan saat ini masih belum diperlukan. Dengan kata lain, Gorbachev dan Reagan sudah tahu banyak mengenai hal ini.

Menyiratkan Luasnya Peradaban Extraterrestrial

Jika data asli NASA (penggantian foto) itu benar, maka 18 Januari 2010 gelombang munculnya ribuan UFO raksasa, itu menunjukkan pengungkapan peradaban luar bumi pada tahun 2010 akan memiliki implikasi luas. Setidaknya ada beberapa hal seperti berikut ini:

Kita tidak bisa mengharapkan NASA untuk mengekspos peradaban extraterrestrial, dan kegagalan peralatan yang dikatakan Gurman tidak masuk akal, sulit diyakini. Dan juga tidak jelas alasannya NASA menghapus foto-foto UFO ini di situsnya, ini jelas menyembunyikan sesuatu.

Fisikawan kuantum Nassim Haramein memberikan penjelasan yang masuk akal: peradaban extraterrestrial sedang mendeteksi dan memasuki tata surya. Ia menganggap, NASA memperoleh data tiga-dimensi UFO raksasa tersebut membuktikan bahwa peradaban luar bumi doperkirakan menggunakan kapal ruang angkasa yang begitu besar melalui pintu bintang matahari atau lubang hitam singularitas masuk ke sistem tata surya kita.

Pada 18 Januari tahun 2010, munculnya sekelompok besar yang diperkirakan armada kapal di sekitar matahari, dapat dikatakan peradaban extraterrestrial yang menampakkan diri, dan dalam peradaban mereka memiliki sebuah pesawat ruang angkasa yang besarnya seukuran bumi.
Pesawat ruang angkasa yang melalui pintu bintang matahari atau titik tunggal ke dalam tata surya, memiliki kapasitas untuk memberikan bantuan darurat kepada manusia pada saat yang diperlukan, sehingga kemampuan seperti ini untuk memecahkan aturan alam semesta, "non-intervensi".

Sumber : http://www.lintasberita.com/go/1143725

Badai Meteor 2011

Satelit-satelit seperti Hubble Space Telescope dan Stasiun Luar Angkasa Internasional menghadapi ancaman badai meteor yang diperkirakan terkuat dalam satu dekade ini.

Hubble Space Telescope adalah teleskop luar angkasa yang dibawa ke antariksa oleh pesawat luar angkasa pada April 1990. Teleskop tersebut mengambil nama astronom Amerika Edwin Hubble.

Para astronom di Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperkirakan badai meteor yang bakal terjadi selama tujuh jam tahun depan bisa menghantam satelit di luar angkasa dan merusak peralatan elektronik di dalam satelit tersebut.

Para ilmuwan NASA mengatakan badai yang berisi puing-puing komet tersebut akan menghasilkan pemandangan spektakuler bagi orang-orang yang suka melihat bintang di angkasa.

NASA mengatakan badai yang melewati orbit bumi di sekitar matahari setiap Oktober datang dari hujan meteor yang disebut Draconids. Nama Draconids diambil karena meteor-meteor tersebut mengalir dari arah peta bintang Draco. Hujan tersebut juga diberi nama Giacobinids karena mengambil nama dari komet yang melempar mereka, Giacobini-Zinner.

Para ilmuwan di NASA mengaku belum tahu seberapa serius dampak dari badai tersebut. Tetapi para operator pesawat-pesawat luar angkasa telah diberitahu agar mengembangkan mekanisme pertahanan diri.

NASA pun saat ini sedang mempertimbangkan untuk memindahkan stasiun luar angkasa internasional dan Hubble Space Telescope ke wilayah yang kemungkinan tidak terkena badai.

Perjalanan luar angkasa juga bisa dilarang sampai ancaman badai meteor tersebut berakhir.

Selain ancaman fisik ketika badai menghantam secara langsung, gelombang medan listrik statik dari badai tersebut bisa membakar peralatan elektronik yang vital.

Intensitas badai biasanya rendah tiap tahun, tetapi bisa meningkat secara drastis setiap 13 tahun ketika bumi melewati wilayah terpadat dalam aliran tersebut.

Intensitas tertinggi terjadi pada 1933 ketika badai mengeluarkan 54 ribu meteor per jam. Sementara, pada 1946, tercatat 10 ribu meteor.

Jumlah meteor terbanyak dalam badai tersebut pada 1998 mencapai ratusan setiap jam.

Dr William Cooke dari Meteoroid Environment Office NASA di Alabama mengatakan pihaknya sudah menyiapkan langkah antisipatif untuk menghindari masalah akibat badai tersebut.

Menurut prediksi dari program komputer COoke menyimpulkan ratusan meteor per jam bisa terlihat dari bumi pada 8 Oktober tahun depan.

“Sebelumnya, kami tidak mengetahui apa yang terjadi. Kini kami bisa merasa lebih lega,” ujar Cooke. “Kami sudah bekerja sama dengan program-program NASA (lainnya) untuk mengatasi risiko terhadap pesawat luar angkasa.”


Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2010/06/18/brk,20100618-256340,id.html

Selasa, 01 Juni 2010

Sabuk Yupiter Hilang, NASA Pusing

Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (AS) NASA kembali dibuat pusing. Kali ini, menghilangnya sabuk utama planet Yupiter membuat mereka bertanya-tanya.
Yupiter, planet terbesar dalam sistem tata surya, memiliki beberapa sabuk melingkar. Sabuk awan, demikian ilmuwan menyebut sabuk-sabuk yang tampil lewat gradasi warna cokelat ini. Beberapa hari lalu, satu sabuk dari dua sabuk awan utama benar-benar menghilang. Dikatakan 'benar-benar' karena sabuk awan terlihat mulai mengabur sejak tahun lalu.

Kendati peristiwa ini bukan pertama kali terjadi pada Yupiter, tetap saja NASA terkejut. Mengapa? Karena sampai sekarang NASA belum juga menemukan penyebab hilangnya dua sabuk Yupiter. Sabuk Ekuator Selatan Yupiter (SEB) menghilang beberapa pekan, kemudian muncul kembali dalam waktu yang tidak bisa dipastikan. Bahkan NASA pun tidak bisa melacak atau memotret saat sabuk menghilang maupun kembali pada jajaran sabuk Yupiter.

"Sungguh misterius. Ini adalah peristiwa besar," sahut astronom yang bekerja di Laboratorium Penggerak Jet NASA Glenn Orton.

Tim Norton sebenarnya terus memantau permukaan Yupiter. Namun, entah kenapa peristiwa hilang dan kembalinya SEB selalu terlewatkan. Misalnya yang terjadi tahun lalu, saat SEB mulai menghilang. Gumpalan awan terus menipis hingga akhirnya habis sama sekali. Tidak ada sisa awan yang melingkar pada ekuator selatan Yupiter.

NASA pun gemas. "Kami tidak mengerti apa yang terjadi pada sabuk itu," papar Orton. Astronom ini cukup pusing menghadapi misteri hilangnya sabuk Yupiter. Lain halnya dengan astronom asal Australia Anthony Wesley. Dia menganggap peristiwa ini sebagai suatu kejutan. "Ya, Yupiter memang senang memberi kejutan," katanya datar.

Anggapan Wesley, sabuk awan tidak menghilang dalam arti sebenarnya. Dia yakin, SEB masih melingkar pada permukaan Yupiter. "Hanya mungkin tak terlihat karena tertutup gumpalan awan yang lebih tebal," ujarnya. Usia Wesley masih sangat muda ketika pertama kali 'diperkenalkan' dengan SEB. Semasa kecil, ayah Wesley sering mengajaknya ke loteng. Mereka meneropong bintang dari balik lensa teleskop. Dari kecil, Wesley tahu bahwa Yupiter memiliki dua sabuk utama.

"Aneh rasanya ketika tahu kini tinggal satu sabuk saja," ucapnya. SEB yang berwarna kecokelatan memiliki ukuran dua kali lebih lebar dibandingkan lebar bumi. Sabuk ini pun terlihat lebih besar daripada deretan sabuk Yupiter yang lain. Sabuk ini kerap menghilang dalam balutan kisah yang misterius. Tidak ada yang tahu waktu pastinya, pun penyebab hilangnya sabuk.

Pada rentang 1973-1975, SEB menghilang dan muncul lagi selama beberapa kali. Hampir 16 tahun sesudahnya, tidak ada laporan tentang hilangnya SEB. Laporan serupa muncul kembali pada 1989-1990. Tiga tahun kemudian, SEB kembali berulah. Sabuk ini menghilang tanpa pamit. Beberapa pekan kemudian, SEB terlihat lagi pada permukaan Yupiter.

Belasan tahun sesudahnya, SEB terus melingkar cerah pada permukaan planet kelima dalam sistem tata surya. Pada 2007, SEB hilang lagi. Menghilangnya SEB pada 2007 hanya berlangsung sebentar. Namun, kondisi ini justru mengacaukan pikiran NASA. Sebab, tahun-tahun berikutnya SEB semakin sering menghilang. (okezone.com/humasristek)